Dari pasangan Syamsul Arifin dan (alm) Sumarni, lahirlah anak kedua mereka di Kediri, 25 Januari 1977. Sang bapak yang seorang guru SD namun piawai main dalam kesenian tradisional, yaitu Wayang Orang, menganungerahi nama Bima. Bukan saja sekadar harapan nanti sang anak akan tumbuh besar dan gagah, namun juga agar sang anak memiliki sifat yang dimiliki Bima. Untuk urusan fisik Obed ibarat “jauh panggang dari api”. Obed dikenal sebagai sosok yang kurus, sering sakit-sakitan, tapi cakep
SD Mrican 4 adalah jujukan awalnya di usia 5,5 tahun yang sebenarnya ia belum boleh masuk sekolah. Hanya gara-gara melihat sang kakak yang sudah sekolah, merengeklah ia untuk segera sekolah. Bapak yang seorang guru pun memasukkan ke sekolah itu. Secara akademik biasa-biasa saja, meski beberapa kali menjadi “Bintang Kelas”, sebutan untuk yang meraih juara kelas kala itu. Yang membanggakannya saat itu adalah ia terpilih mewakili sekolahnya untuk lomba menulis indah. Meski tidak menang, tapi ia mulai diketahui bakatnya di bidang seni.
Masuk SMP Negeri 4 mulai berkenalan dengan organisasi. Mulai dari OSIS sampai MPK (Musyawarah Perwakilan Kelas) membuatnya menjadi sosok yang dikenal saat itu suka berorganisasi dan membentuk kelompok diskusi. Kesukaannya menggambar dan mendekorasi menjadi andalannya saat itu. Masa ini dibilangnya sebagai masa emas, karena di SMP inilah ia merasakan benar-benar sekolah. Tidak pernah masuk 5 besar di kelas, namun pengalaman organisasi dan kebiasaan berdiskusi menjadikannya sangat yakin, bahwa ia bersekolah! Berbeda dengan ketika ia masuk SMA Negeri 7, fokusnya saat itu diarahkan orang tuanya untuk akademik. Kelas 1 sangat mulus karena masuk 3 besar setiap catur wulannya. Namun menginjak kelas 2 saat ia diarahkan masuk kelas Fisika (A-1), barulah disadarinya ia salah memilih kelas jurusan, karena kelas itu sangat tidak disukainya. Hiburannya semasa SMA adalah ke perpustakaan dan membaca buku di situ. Hingga akhirnya mengenal dunia sosial dan politik juga di perpustakaan itu. Di akhir kelulusan tahun 1994, ia meraih peringkat 40 dari 42 siswa! Saat ditanya salah seorang guru Fisika di sekolahnya mengenai rencana ke depan, dijawabnya ia ingin ke sekolah seni. Guru inipun tertawa dan berlalu…
Baru setahun setelah lulus, Obed masuk kuliah di ISI Yogyakarta jurusan Desain Komunikasi Visual angkatan 1995. Hal itu terjadi karena untuk masuk ISI Yogyakarta belum mendapatkan “lampu hijau” dari orang tua. Orang tua ingin Obed sekolah di ITS Surabaya, supaya uang sekolah bisa diminimalisir karena ada potongan uang untuk yang kakaknya sudah berkuliah di situ. Maklum, Obed dilahirkan dari keluarga yang sangat terbatas secara ekonomi namun orang tuanya ingin semua anaknya bisa sekolah setinggi-tingginya. Setahun di rumah, ia sering mengerjakan tugas-tugas dekorasi untuk suatu event yang diadakan di Kediri. 2 kali ikut UMPTN ITS mendaftar Teknik Arsitektur tidak diterima, malah ketika diperbolehkan mendaftar di ISI pada saat yang bersamaan dengan UMPTN ke-2 di ITS, malah dinyatakan diterima. Telegram yang diterima ternyata ikut membuat semua senang, termasuk orang tuanya. Mindset mereka rupanya sudah berubah. Mereka bangga kalau anaknya sekolah di sekolah yang ”tidak biasa”. Jadilah, Obed mendadak menjadi selebritas di desanya.
Kuliah di ISI Yogyakarta (1995) adalah pengalaman sekolahnya yang ke-2 yang dianggap masa emas setelah masa SMP. Di sini, ia juga benar-benar ”hidup”. Dunia seni yang menghubungkannya dengan beragam seni yang lain membuatnya sarat dengan jejaring sosial, termasuk dunia sosial politik. Berawal dari perkenalannya dengan mahasiswa filsafat dan fisipol UGM membukakannya jendela untuk menghubungkan antara seni dan politik. Jadilah ia termasuk demonstran saat itu. Bersama Beng Rahadian (komikus Akademi Samali), Santi Ariestyowati (seniman Indieguerillas), Dian (desainer grafis Cosmopolitan), Joko Supriyanto (desainer grafis di Yogyakarta) serta Wowok (aktivis di Mess56 Yogyakarta), Obed ikut membidani lahirnya tabloid DISKOM di kampusnya yang sangat fenomenal. Pengalaman di Senat Mahasiswa Fakultas Seni Rupa (FSR) bidang penalaran dan saat ia menjadi Pemimpin Redaksi Majalah FSR ”SANI” dirasanya sangat tidak maksimal, karena efek gejolak sosial politik 1998 yang ’mengharuskannya’ turun ke jalan. Majalah SANI pun kini tinggal kenangan.
Lulus kuliah dengan skripsi berjudul ”Memahami Wacana Infografis” ia kemudian menjadi bagian dari koran Jawa Pos di Surabaya. Obed terlibat dalam pembuatan segmen DETEKSI yang baru digagas saat itu. Mempersiapkan template lay-out hingga perkenalannya dengan dunia desain infografis. Di tengah-tengah bekerja di koran, ia tertarik untuk menjadi dosen, karena dirasanya akan memiliki waktu banyak untuk melakukan sesuatu di samping hanya bekerja. 2 tahun di Jawa Pos kemudian berpindah ke UK Petra. Tahun 2004 menikah dengan Imanda Wijayanti, kakak kelasnya semasa di SMA, namun yang baru dikenalnya waktu di Yogyakarta hingga melahirkan Eureka Demetria Alaiameida Wicandra. Tahun 2007 melanjutkan kuliah di UGM mengambil Kajian Budaya dan Media. Jurusan yang diinginkannya sejak tahun 2005, karena ia menganggap bahwa dunia desain tidak bisa berkembang jika hanya ditunjang dari segi teknis. Namun desain harus dipercakapkan juga dalam hal ekonomi, sosial, dan politik. Tahun 2010 menyelesaikan tesisnya dengan judul ”Komodifikasi Gambar Tengkorak di Kaus Oblong”, sehingga berhak menyandang gelar Master of Arts (M.A).
Bersama rekan dosen yang saat itu masih mengajar di UK Petra, Sophia Novita Angkadjaja, di tahun 2006 Obed membuat penelitian berjudul “Efek Ekologi Visual dan Sosio-Kultural Melalui Graffiti Artistik di Surabaya”. Penelitian itu dibuat setelah Obed di tahun 2005 aktif dalam dunia urban art dan mendirikan komunitas mural bersama Budi Prasetyadi, kawan dosen. Komunitas yang dinamakan Komunitas Tiada Ruang itu aktif hingga sekarang, bahkan di tahun 2006 mengawali adanya Gerakan Mural Kota di Surabaya. Selain berkarya secara visual, ia juga aktif menulis di koran dan jurnal mengenai dunia kreatif.
JUMLAH PUBLIKASI
Karya Tulis:
Seminar Internasional, Koran, Workshop
1. “Ada Tempat Ilmiah Buat Komik Indonesia”, Jawa Pos 19 Maret 2006
2. “Street Art Menyapa Kota”, Jawa Pos 5 Februari 2006
3. “Menjadi Nomor Dua yang Kuat”, Resensi Buku Positioning-Jack Trout dan Al Ries, Jawa Pos, 2002
4. “Mengandaikan Kota Tanpa Papan Reklame”, Jawa Pos, 2008
5. “Historiografis Kuliner Surabaya”, Resensi Buku “Djakabaia”, Jawa Pos, 14 September 2008.
6. “Media Indie: Citra, Gaya Hidup dan Brainstormingnya”, Makalah Workshop Media Indie, Universitas Negeri Malang, 2003
7. “Membangun Komunikasi Antar Budaya”, Titikberat.com, Kuala Lumpur, 2003
8. “Komodifikasi Petruk dan Basiyo dalam Karya Visual Indieguerillas Yogyakarta”, Seminar Internasional Industri Kreatif Berwawasan Lokal, ISI Surakarta, 2009.
9. “(Post)Estetika Sebuah Kota”, Jawa Pos, 22 Januari 2011.
Jurnal
10. “Etnografi dan Fokus Stereotip Sebagai Pendekatan dalam Melakukan Riset Produk Serta Potensi Pasar Pada Masyarakat yang Multietnis”, Jurnal Nirmana/Th 2003/Vol. 5/No. 2
11. “Relasi Paradigmatik Ikon Kristiani Dalam Poster Propaganda Kuba”, Jurnal Nirmana/Th 2004/Vol. 6/No.1
12. “Berkomunikasi Secara Visual Melalui Mural di Jogjakarta”, Jurnal Nirmana, Juli 2005/Vol. 7/No. 2
13. “Estetika Visual dan Imperatif Moralitas”, Proceeding Seminar Nasional Integrasi Iman Ilmu UK Petra, 2005
14. “Melahirkan Imperatif Moralitas Dalam Karya Visual”, Jurnal Nirmana, Januari 2005/Vol. 7/No. 1
15. “Efek Ekologi Visual dan Sosio Kultural Melalui Graffiti Artistik di Surabaya” (bersama Sophia Novita Angkadjaja), Jurnal Nirmana, Juli 2005/Vol. 7/No. 2
16. “Graffiti di Indonesia: Sebuah Politik Identitas ataukah Tren? (Kajian Politik Identitas pada Bomber di Surabaya)“, Jurnal Nirmana/2006/Vol. 8/No. 2
17. “Peran Infografis pada Media Massa Cetak”, Jurnal Nirmana/2006/Vol. 8/No.1
18. “Representasi Perempuan pada Lukisan di Bak Truk”, Jurnal Nirmana/2007/Vol.9/No.1
19. “Kajian Kritis Praktik Anak Menonton Film Kartun di Televisi dalam Aktivitas Keseharian di Banyuwangi”, Jurnal Nirmana/2007/Vol.9/No.1 (bersama Reny Triwardhany)
20. “Romantika Manusia Melayu di Bandar Raya (Imaji-Imaji Kehidupan Kota dalam Komik Kartun Malaysia – Indonesia)”, Jurnal Nirmana/2008/Vol. 10/ No. 1 (bersama Ary Budianto)
21. “Literacy and Secondary Orality”: Sebuah Analisis Perbandingan Kisah Romantis “A Walk to Remember” versi Novel dan Film”, Jurnal Nirmana/2008/Vol. 10/No. 1 (bersama Reny Triwardani).
Karya Seni dan Desain
2004
Pameran bersama poster Joint exhibition di Dongseo University, Korea Selatan
2005
Pameran bersama poster Joint exhibition di Dongseo University, Korea Selatan
Pameran Poster Joint Exhibition di Universitas Kristen Petra, Surabaya
Mural di Balai Kota Surabaya (bersama Tiadaruang Art Community)
“Apa Kabar Calon Walikota Hari Ini?” Street Art Project, Surabaya (bersama Tiadaruang Art Community)
2006
“AIDS is Common Enemy”, Mural Project, Siwalankerto, Surabaya (bersama Tiadaruang Art Community)
“School is…”, Mural Project, Jemur Handayani, Surabaya (bersama Tiadaruang Art Community)
2007
“Proklamasi Hati”, Mural Project bersama Tiadaruang Art Community, Surabaya
“Playstaytune”, Jogja Biennale IX, Jogja National Museum, Yogyakarta (bersama Tiadaruang Art Community)
2008
“Cinca Indownesya”, Mural Project bersama Tiadaruang Art Community, Dinoyo, Surabaya
2009
“Abandoned #3”, pameran bersama seni visual di Rotten Apple, Surabaya
“Play Hard Study Hard”, Mural Project bersama Tiadaruang Art Community, ex Mitra Net, Surabaya
“Bernafas dengan Asap”, Mural project bersama Tiadaruang Art Community, dan Dennis Brun (France), Viaduk Gubeng Ketabang Kali, Surabaya
Mural “Kabar Burung”, bersama Tiadaruang Art Community, Mahotsawa Salaksa Karya II, Jagir Sidoresmo, Surabaya
“Politikartun”, Cartoon Exhibition at Petra Christian University, Surabaya
“Mengendap Lenyap”, Seni Instalasi Mural, Biennale Seni Rupa Jawa Timur III di Galeri Surabaya
Mural di Kantor Dispenduk, Surabaya
Mural “Ide Hari Ini”, lantai 3 Gedung P UK Petra, Surabaya
Mural “Batik” di UK Petra bersama kelompok Tiada Ruang
2010
Pameran Bersama Seniman Muda Surabaya “Re-Mixed”, Galeri Dimensi, Surabaya
Mural Battle di Galeri Dimensi, Surabaya
Pameran Seni Visual “Novemberan”, Art Gallery House of Sampoerna, Surabaya
Street Art Project, Poster Art “Meramaikan Kota”, Surabaya
2011
Pembuatan logo perpustakaan “dbuku” Royal Plaza, Surabaya
Pembuatan logo 50 tahun UK Petra, Surabaya
“Bermain itu Belajar”, mural bersama Komunitas Tiada Ruang dan Ruang Rindu di UK Petra ex Mitra-Net
•••
salam kenal, saya Yunn dari GMT Property Management, saat ini kami sedang menyelenggarakan perlombaan poster tentang penghematan energi pada bangunan gedung, mohon ijin dan perkenannya jika kami akan men share pengumuman ini, dapat dikirim ke mana . Terimakasih, yunn (0852 173 31 506)
Silakan langsung saja di post di fan page DGI (Desain Grafis Indonesia) di FB » https://www.facebook.com/DesainGrafisIndonesia?ref=ts
Semoga sukses dengan lombanya. Salam.